Budaya literasi Islami sejak dini menjadi kunci utama dalam membentuk karakter dan akhlak anak secara menyeluruh. Dalam dunia pendidikan modern, membiasakan anak membaca dan memahami nilai-nilai Islam harus dimulai dari tahap awal pendidikan. Karena itu, sekolah dasar memiliki peran penting dalam menanamkan kecintaan terhadap literasi yang berbasis Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam.
Salah satu lembaga pendidikan yang konsisten menumbuhkan budaya ini adalah SDIT Alam Indah. Melalui pendekatan pembelajaran tematik dan menyenangkan, siswa diperkenalkan pada literasi Islami secara kontekstual. Anak-anak tidak hanya diajak membaca teks, tetapi juga diajak memahami makna dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Inilah pendekatan yang perlu ditiru oleh banyak lembaga pendidikan lainnya.
Lebih dari sekadar membaca, budaya literasi Islami juga mencakup kemampuan menyimak, menulis, dan berdiskusi dengan adab yang benar. Di SDIT Alam Indah, program literasi dilaksanakan secara terstruktur dan terpadu dengan muatan karakter Islami. Misalnya, setiap pagi dimulai dengan membaca Al-Qur’an bersama yang dilanjutkan dengan diskusi ringan terkait isi surat yang dibaca. Kebiasaan ini terbukti meningkatkan minat baca sekaligus memperkuat nilai spiritual siswa.
Menumbuhkan budaya membaca Islami tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan lingkungan belajar yang mendukung, guru yang teladan, serta keterlibatan aktif orang tua. Di SDIT Alam Indah, ketiganya dijalankan dengan penuh konsistensi dan kolaborasi. Melalui pelibatan keluarga dalam program literasi, nilai-nilai Islam tidak hanya hidup di sekolah tetapi juga di rumah.
Sekolah-sekolah menengah seperti SMPIT Thariq bin Ziyad dapat menjadikan praktik literasi Islami sejak dini ini sebagai rujukan. Dengan begitu, kesinambungan pendidikan karakter Islam dapat terus terjaga dari SD hingga SMP. Mengembangkan budaya literasi Islami tidak hanya memperkuat kemampuan akademik, tetapi juga membangun identitas diri sebagai Muslim sejati.
Comments are closed